Kajian Ahad Wage telah menjadi tradisi penting PWNU DIY sejak dahulu.

Nahnutv,com Yogyakarta, 3/11/2024 – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Kajian Ahad Wage di Aula KH. Abdurrahman Wahid, Kantor PWNU DIY, Jl. MT. Haryono No. 40 Yogyakarta. Kegiatan yang dimulai pukul 08.30 WIB ini dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Rais Syuriah PWNU DIY yang memimpin jalannya kajian. Acara ini diawali dengan penampilan hadroh Annahdliyyah binaan PWNU DIY, kemudian dilanjutkan tahlil dan do’a yang dipimpin oleh Wakil Katib Syuriah PWNU DIY, KH. Edy Mushoffa.

Ketua PWNU DIY, Dr. H. Amad Zuhdi Muhdlor, dalam sambutannya menegaskan bahwa Kajian Ahad Wage telah menjadi tradisi penting PWNU DIY sejak dahulu, saat kantor NU masih berada di Tompean. Selain kajian kitab, acara ini juga menjadi wadah konsolidasi dan dialog antara PWNU dan PCNU se-DIY. Dr. Zuhdi juga menginstruksikan PCNU untuk mengawasi toko-toko miras di DIY agar mematuhi Instruksi Gubernur Nomor 5 Tahun 2024 terkait penutupan. PWNU juga akan memantau kasus hukum yang terkait perlindungan korban serta mengkaji peraturan perundangan yang berlaku.

baca juga: Polda DIY Menutup 38 Toko Miras Ilegal di Kabupaten dan Kota

Dalam tiga bulan ke depan, Dr. Zuhdi mengingatkan bahwa PBNU akan melakukan evaluasi kinerja terhadap PWNU dan PCNU se-DIY, dengan verifikasi dan validasi lembaga sebagai langkah peningkatan kualitas organisasi. “Kami bangga memiliki ambulans yang siap melayani masyarakat, namun kita juga perlu memikirkan pembangunan rumah sakit untuk pelayanan kesehatan yang lebih luas,” ujarnya, mengapresiasi upaya beberapa cabang NU yang telah merintis fasilitas kesehatan.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag DIY, Dr. H. Ahmad Bahiej, turut hadir dan menyampaikan arahan kepada jamaah NU di UIN Sunan Kalijaga serta lingkungan Kementerian Agama untuk mendukung program dan arahan PWNU DIY. Menurutnya, Kajian Ahad Wage merupakan forum penting untuk memperkuat konsolidasi antara jamaah dan jam’iyyah NU.

Pada kajian ini, peserta mendalami kitab “Minal Mu’tamar Ilal Mu’tamar” karya KH. M. Hasyim Asy’ari, salah satu teks bersejarah dalam Nahdlatul Ulama. Kitab ini memuat pidato dan arahan KH. Hasyim Asy’ari pada berbagai muktamar NU, yang menekankan pentingnya menjaga ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai landasan organisasi dan keagamaan. Konsep Qonun Asasi, yang menjadi pedoman dasar warga NU, juga dibahas dalam kajian ini.

Acara ini turut dihadiri kepala Kantor Kemenag dari Kulon Progo, Kota Yogyakarta, dan Gunungkidul. Melalui kajian ini, PWNU DIY berharap dapat memperkuat sinergi antara PWNU dan PCNU di DIY dan mendukung pelaksanaan program-program NU secara optimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *