KH Ali Maksum : BER-NU KINI DAN YANG AKAN DATANG

KH Ali Maksum Rais Syuriyah PWNU DIY yang dalam Munas Alim Ulama NU di Kaliurang, 28-31 Agustus 1981 terpilih sebagai Rais ‘Am PBNU telah memberikan resep kepada kita cara merengkuh NU sehingga NU akan sukses dan terus bermanfaat di tengah-tengah masyarakat. Mari kita simak resep beliau tersebut untuk kemudian kita amalkan :

1. Ats-Tsiqatu bi Nahdlatil Ulama.

          Maksudnya, setiap warga NU harus yakin bahwa pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang dikembangkan NU adalah satu-satunya tuntunan hidup yang benar. Sebagai suatu keyakinan yang timbul dari sikap batin, tentu menuntut realisasi atau praktek dalam kehidupan sehari-hari (yang bersifat lahiriyah). Jadi bukan sekedar percaya, karena sekedar percaya belum memastikan adanya realisasi. Termasuk di sini adalah keyakinan dalam berbagai khidmah atau pengabdian, baik terhadap masyarakat maupun Negara. Semua harus mengacu kepada rumusan-rumusan yang telah diputuskan jam’iyah (NU).

2. Al-Ma’rifatu wal Istiqanu bi Nahdlatil Ulama.

         Maksudnya, setiap warga NU (terutama pengurus) harus menggali atau setidak-tidaknya mengeti alasan-alasan ilmiyah terhadap hal-hal yang telah dipilih oleh NU, baik menyangkut ajaran, sikap kemasyarakatan, amal pengabdian, dan sebagainya. Faktor ini sangat penting terutama dalam proses pembentukan keyakinan warga terhadap NU, sebab keyakinan yang hanya bersifat alami (bukan berdasar ilmu), akan mudah kabur dan mudah digoyahkan arus zaman.

3. Al-‘Amalu bi Ta’limi Nahdlatil Ulama.

        Maksudnya, warga NU harus mempraktekkan ajaran dan tuntunan NU. Tuntunan NU adalah tuntunan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang dijabarkan menurut cara yang benar, menurut bimbingan madzhab, tidak sekedar menurut kemauan akal manusia. Toh dalam bermadzhab, akal manusia juga diberi kesempatan berkiprah seluas-luasnya.

4. Al-Jihadu fi Sabili Nahdlatil Ulama.

          Maksudnya, setiap warga NU harus selalu memperjuangkan NU agar tetap lestari dan berkembang. Kepada NU hanya dikenal pengabdian dan perjuangan di bawah bimbingan dan restu para Ulama. Dalam surat At-Taubah ayat 105 Allah berfirman (artinya) : “Dan katakanlah hai Muhammad, berbuatlah kamu sekalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta kaum mukminin akan menilai perbuatanmu”.

           Ayat tersebut memerintahkan, agar kita berbuat dan terus berbuat. Adapun mengenai penialain, kita serahkan kepada Allah, Rasul dan kaum mukminin seluruhnya. Allah akan menilai kualitas usaha kita, bukan kuantitas atau seberapa besar yang kita peroleh. NU tidak mengenal gagal dalam perjuangan. Yang kita kenal adalah ‘buah perjuangan’, yakni ‘ihdal husnayaini’. Maksudnya, jika sukses dalam perjuangan, kita akan dapat ‘hasanah’ dunia dan akhirat, dan jika gagal dalam perjuangan, kita pasti akan memperoleh ‘hasanah’ di akhirat.

5. Ash-Shabru fi Sabili Nahdlatil Ulama’.

            Maksudnya, sabar dalam ber-NU, baik sabar dalam melaksanakan tugas organisasi, dalam menghadapi rintangan dan cobaan,  sabar ketika menghadapi rayuan atau godaan yang dapat merusak NU, dan sabar dalam menghadapi pihak-pihak yang memusuhi NU. Nabi Muhammad SAW dalam perjuangannya juga dimusuhi pihak lain, apalagi kita. Coba simak firman Allah (artinya) :

          “Dan demikianlah Kami jadikan pada tiap-tiap Nabi itu musuh, yakni setan-setan dari jenis manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada yang lain dengan perkataan yang manis untuk menipu manusia” (QS … ).

            Menurut ayat ini, ada dua musuh, yaitu setan manusia dan setan jin. Setan jin dapat ditumpas dengan keampuhan ayat kursi, sedang setan jenis manusia tidak mudah ditumpas. Kedua setan itu selalu mempengaruhi manusia dengan perkataan dan janji-janji manis, agar manusia menyimpang dari ajaran Islam. Pengabdian terhadap agama, bagaikan memegang bara api, dipegang panas, tapi jika dibuang mati. Nabi SAW bersabda (artinya) : “Orang yang berpegang teguh pada agama Allah di akhir zaman, bagaikan orang yang memegang bara api”. Menghadapi semua itu, tak ada jalan lain kecuali sabar dan waspada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *