Menyambut Ramadan: Bulan Penuh Berkah, Rahmat, dan Ampunan

Nahnutv.com Yogyakarta, 12/3/25 – Umat Islam telah memasuki bulan suci Ramadan, bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan. Ramadan bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri.

Hal ini disampaikan oleh Dr. H. Fathorrahman Ghufron, M.Si., Wakil Katib Syuriah PWNU DIY, yang menekankan bahwa Ramadan merupakan kesempatan besar bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tiga Fase Keutamaan Ramadan

Dalam ajaran Islam, bulan Ramadan dibagi menjadi tiga fase utama:

  1. Sepuluh hari pertama adalah fase penuh rahmat, di mana Allah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
  2. Sepuluh hari kedua adalah fase penuh ampunan, di mana Allah menghapus dosa-dosa mereka yang bertobat dengan sungguh-sungguh.
  3. Sepuluh hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka, di mana Allah memberikan jaminan keselamatan bagi mereka yang memanfaatkan Ramadan dengan baik.

Menurut Dr. Fathorrahman Ghufron, setiap muslim hendaknya memahami makna dari setiap fase Ramadan agar dapat mengoptimalkan ibadahnya.

Qiyamulail dan Iktikaf: Ibadah yang Dianjurkan

Salah satu ibadah utama yang dianjurkan selama Ramadan adalah qiyamulail, atau shalat malam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri senantiasa menghidupkan malam-malam Ramadan dengan qiyamulail dan mengajak keluarganya untuk turut serta.

Selain itu, iktikaf juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan, terutama di sepuluh hari terakhir Ramadan. Dengan berdiam diri di masjid dan memperbanyak ibadah, seorang muslim dapat melakukan muhasabah (introspeksi diri) serta mendekatkan diri kepada Allah.

“Iktikaf merupakan salah satu bentuk penghambaan yang mendalam, di mana seseorang dapat benar-benar fokus beribadah tanpa gangguan dari urusan duniawi,” ujar Dr. Fathorrahman.

Ramadan, Waktu Mustajab untuk Berdoa

Selain qiyamulail dan iktikaf, doa juga menjadi bagian penting dalam Ramadan. Dr. Fathorrahman menegaskan bahwa doa merupakan senjata utama bagi seorang mukmin, terutama jika dipanjatkan dengan penuh keikhlasan.

“Berdoalah tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat, dan bangsa. Doa yang tulus dan ikhlas, insyaAllah akan dikabulkan oleh Allah,” tambahnya.

Momentum Meningkatkan Kualitas Ibadah

Dr. Fathorrahman Ghufron berharap Ramadan ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbaiki diri. Dengan kesungguhan dalam menjalankan amal kebaikan serta memanfaatkan waktu Ramadan sebaik mungkin, diharapkan setiap muslim dapat meraih derajat ketakwaan dan memperoleh ampunan Allah.

“Semoga Ramadan ini membawa keberkahan bagi kita semua dan menjadikan kita hamba yang lebih dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tutupnya. (baba)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *