Yogyakarta – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui penyelenggaraan Festival Kampung Santri (FKS) pada Sabtu (28/12/2024). Acara ini bukan hanya menjadi ajang syiar keagamaan, tetapi juga sebuah gerakan ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Abdul Kholik, inisiator kegiatan sekaligus perwakilan dari Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), menjelaskan bahwa FKS adalah bentuk dakwah bil hal, yaitu dakwah melalui perbuatan yang membawa manfaat langsung kepada masyarakat. “Festival ini kami gagas untuk memperkuat pondasi ekonomi umat melalui pendekatan berbasis pesantren, di mana nilai keislaman, sosial, dan ekonomi berpadu harmonis,” ujar Abdul Kholik.
FKS mengusung semangat kolaborasi antara pesantren, masyarakat umum, dan pelaku ekonomi lokal. Lebih dari 50 UMKM berpartisipasi dalam festival ini, menjadikannya momentum strategis untuk memperluas jaringan bisnis sekaligus memasarkan produk-produk unggulan mereka. Ketua Panitia, Gus Kafin Maulana Rijal, menekankan bahwa FKS menjadi wujud nyata dari semangat gotong-royong dalam membangun ekonomi yang berkeadilan.
“Melalui FKS, kami ingin mengingatkan bahwa kekuatan ekonomi umat dapat dibangun dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai syariah. Ini adalah gerakan nyata yang menggabungkan dakwah dan pemberdayaan ekonomi,” ungkap Gus Kafin.
Festival ini menyuguhkan berbagai kegiatan yang berdampak ekonomi sekaligus membawa keberkahan, antara lain:
- Sedekah Mayoran: Membagikan 5.000 porsi makanan gratis sebagai bentuk solidaritas sosial.
- Pasar Tiban: Pasar dadakan yang menjadi tempat masyarakat memperoleh barang berkualitas dengan harga terjangkau sekaligus memberdayakan ekonomi lokal.
- Pentas Seni Nusantara: Menampilkan seni tradisional sebagai hiburan sekaligus upaya melestarikan ekonomi kreatif berbasis lokal.
- Kegiatan Sosial: Donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan khataman Qur’an sebagai bentuk amal jariyah yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Festival Kampung Santri diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengintegrasikan dakwah, sosial, dan ekonomi dalam satu bingkai kegiatan. Abdul Kholik menutup dengan ajakan kepada semua pihak untuk menjadikan FKS sebagai momentum memperkuat ukhuwah, meningkatkan ekonomi umat, dan melestarikan tradisi keislaman.
“Mari bersama-sama kita jadikan Festival Kampung Santri sebagai momentum untuk memperkuat ukhuwah, meningkatkan ekonomi umat, dan melestarikan tradisi keislaman. Dengan kebersamaan, keberkahan dan kemandirian ekonomi umat dapat kita wujudkan,” pungkas Abdul Kholik.