Nahnutv.com – Surabaya, 1 Desember 2024 Rais ‘Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, menyampaikan pandangan strategis dan kritik konstruktif dalam acara pelantikan pengurus PWNU Jawa Timur. Dalam pidato yang disampaikan di hadapan para ulama dan tamu undangan, beliau membahas berbagai isu penting, termasuk peran NU di tengah tantangan zaman, nilai spiritual dalam organisasi, hingga usulan perubahan klausul Musyawarah Luar Biasa (MLB) dalam AD/ART NU.
KH Miftachul Akhyar menekankan bahwa pelantikan bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk baiat (ikrar) yang mengikat secara spiritual. Para pengurus yang dilantik, menurutnya, memiliki tanggung jawab besar untuk menyatakan kebenaran, melawan kebatilan, dan menjaga amanah organisasi.
“Pelantikan ini menjadi momen untuk merecharging energi spiritual para pengurus agar langkah-langkah ke depan tetap fokus dan tidak terganggu oleh hal-hal yang membelokkan tujuan organisasi,” ujar beliau.
Dalam pidatonya, Rais ‘Aam juga mengkritik istilah Musyawarah Luar Biasa (MLB) yang tercantum dalam AD/ART NU. Ia menilai istilah tersebut kurang tepat karena berpotensi menimbulkan persepsi pembubaran organisasi.
“Kalau ada kesalahan, misalnya oleh Rais ‘Aam atau Ketua Umum, maka cukup individu yang dimakzulkan, bukan lembaganya yang dibubarkan. Istilah ini perlu diganti dengan yang lebih sesuai, seperti dimakzulkan,” jelasnya.
Beliau menambahkan, organisasi besar seperti NU seharusnya memiliki mekanisme yang lebih bijak dan tidak mengorbankan eksistensi lembaga karena kesalahan satu individu.
KH Miftachul Akhyar juga mengapresiasi Jawa Timur sebagai basis utama Nahdlatul Ulama dan pusat kebangkitan ulama. Namun, beliau mengingatkan bahwa kebesaran tersebut sebanding dengan ujian yang dihadapi.
“Jawa Timur bukan hanya menjadi kiblat ulama nasional, tetapi juga tempat lahirnya solusi atas berbagai masalah besar. Ini adalah ujian untuk membuktikan kemampuan menyelesaikan persoalan umat,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rais ‘Aam menguraikan lima strategi besar yang menjadi pedoman NU:
- Grand Idea: Visi Islam wasathiyah (moderat) dan ta’adul (adil).
- Grand Desain: Memperbaiki struktur organisasi dan memanfaatkan peluang.
- Grand Strategi: Kaderisasi yang merata dan distribusi kader ke berbagai sektor strategis.
- Grand Control: Pengawasan untuk menjaga kesamaan langkah organisasi.
- Grand Spirit: Menggabungkan ikhtiar fisik dan spiritual dalam pengabdian.
Beliau juga menekankan pentingnya rasa syukur atas nikmat Allah, termasuk amanah kepemimpinan yang diemban oleh para pengurus baru.
KH Miftachul Akhyar kembali menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan masa jabatan lima tahun sebagai Rais ‘Aam. Ia juga menolak berbagai tawaran politik, termasuk menjadi calon Wakil Presiden, karena merasa tanggung jawabnya sebagai pemimpin spiritual di NU lebih mulia.
“Akad saya adalah lima tahun, dan saya tidak akan melepaskan jabatan ini di tengah jalan kecuali ada uzur yang syar’i,” tegasnya.
Menutup pidatonya, Rais ‘Aam mengucapkan selamat kepada pengurus PWNU Jawa Timur yang baru dilantik, terutama kepada KH Anwar Mansur dan KH Abdul Hakim. Beliau berharap kepemimpinan mereka membawa keberkahan bagi organisasi dan masyarakat.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting NU, pejabat pemerintah, dan tamu undangan lainnya. Semangat untuk menjaga khidmat kepada organisasi dan umat menjadi pesan utama dalam acara tersebut. (baba)