AI Day di UGM: Komdigi Tegaskan Pentingnya Etika dan Regulasi Kecerdasan Buatan

Nahnutv.com Yogyakarta, 11 Desember 2024 – Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dan diaplikasikan di berbagai sektor, mempermudah banyak pekerjaan manusia. Namun, dampak negatifnya juga menjadi perhatian serius. Dalam acara AI Day: Job Fair dan IT Education Fair yang berlangsung di Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, Nezar Patria, menekankan pentingnya pengelolaan teknologi AI yang bertanggung jawab.

“Penerapan AI telah merambah hampir semua sektor. Jika tidak diantisipasi, dampaknya bisa membahayakan, terutama karena Indonesia baru berada di tahap awal pengembangan teknologi ini,” ujar Nezar.

Ia juga menyoroti potensi AI dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, khususnya di sektor pengawasan. Namun, tantangan terkait privasi, keamanan, dan hak cipta tak bisa diabaikan. Nezar mencontohkan langkah New York Times yang membatasi penggunaan AI untuk menjaga orisinalitas karya jurnalistik mereka.

“Teknologi AI kini mampu menghasilkan konten yang kualitasnya sangat mirip dengan karya orisinal. Ini menjadi ancaman bagi banyak sektor, termasuk media,” tegas Nezar.

Selain itu, penerapan AI yang menggantikan tenaga kerja manusia menghadirkan tantangan baru, seperti potensi manipulasi sosial dan penyebaran misinformasi. Nezar mengingatkan bahwa perkembangan AI yang mampu mengambil keputusan mandiri dapat memicu ketidakpastian etis dan sosial.

Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Komunikasi dan Digital RI telah merumuskan panduan etik AI dan memperkuat pengawasan penggunaan teknologi ini di berbagai sektor. “Tahun depan, kami akan memulai serial diskusi dengan para pemangku kepentingan untuk memperkuat regulasi dan memastikan pengembangan AI berjalan sesuai dengan prinsip manfaat dan keadilan,” tambah Nezar.

Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Viada Hafid, mempertemukan berbagai pihak dari pemerintah, komunitas teknologi, hingga organisasi masyarakat seperti PWNU DIY, PW Muhammadiyah, PW GP Ansor DIY, dan IPNU DIY. Meutya menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan AI memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Indonesia.

“Kolaborasi sangat diperlukan agar pemanfaatan AI menghasilkan dampak positif yang luas, terutama dalam mendukung pendidikan, ekonomi, dan transformasi digital,” ungkap Meutya.

Job Fair dan IT Education Fair menjadi daya tarik utama, menghadirkan 17 organisasi dan komunitas, termasuk Relawan TIK, Center for Digital Society, serta sejumlah organisasi mahasiswa seperti PMII dan IMM. Acara ini menyediakan peluang karir dan edukasi teknologi informasi bagi masyarakat.

Seminar AI untuk Pendidikan juga diselenggarakan, membahas berbagai topik, mulai dari manfaat AI dalam mencari pekerjaan hingga tantangan etis penggunaannya. Pembicara dalam seminar ini meliputi Nezar Patria, Ismail (Direktur Jenderal SDPPI), Panji Wasmana (National Technology Officer Microsoft Indonesia), dan Daniel Tumiwa (Country Manager Wadhwani Foundation).

Nullanov Pahleri Amri, salah satu panitia, menyatakan bahwa acara ini membuka ruang kolaborasi dan inovasi antara pemerintah, komunitas, dan generasi muda. “Acara ini menjadi peluang strategis untuk memperluas wawasan, terhubung dengan pelaku industri, dan mempersiapkan diri menghadapi transformasi digital,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *