Nahnutv.com Jawa Tengah, Di tengah dinamika zaman yang semakin kompleks, KH. Ubaidullah Shodaqoh mengingatkan pentingnya kader Nahdlatul Ulama (NU) untuk memahami penderitaan rakyat secara langsung. Dalam penutupan acara Upgrading Instruktur PD-PKPNU yang digelar di Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugen, Semarang, Kiai Ubaid menegaskan bahwa seorang pengader tidak boleh lepas dari realitas sosial masyarakat.

“Kita adalah pewaris ulama, maka penting memiliki kemampuan analisis sosial yang tajam,” ujar Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah tersebut. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap konsep imamah melalui mekanisme Ahlu al-Halli wa al-Aqdi sebagai bagian dari tanggung jawab pemimpin dalam memecahkan problematika umat.
Lebih dari sekadar teori, Kiai Ubaid membagikan pengalaman lapangan yang menyentuh. Ia menyebut para instruktur NU memiliki semangat pengabdian yang tinggi hingga rela tidur seadanya di pom bensin, beralaskan tas—yang disebutnya sebagai “hotel merah putih”. Ini menjadi simbol ketulusan dalam menjalankan tugas kaderisasi, bahkan dengan segala keterbatasan.
Dalam pengarahan yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), ditegaskan bahwa perjuangan NU membangun peradaban global tidak bisa dilepaskan dari perjuangan politik sejati (siyasah haqiqiyyah), bukan sekadar politik praktis. “Markas perjuangan kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini adalah markas perjuangan peradaban Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Gus Yahya menyatakan bahwa pembangunan peradaban harus dimulai dari konstruksi politik yang kokoh dan berpihak pada kemaslahatan umat. Dalam pandangannya, NKRI bukan sekadar entitas negara, melainkan simbol perjuangan strategis NU untuk membangun Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Semboyan “NKRI Harga Mati”, menurut Gus Yahya, bukan slogan kosong. Ia adalah prinsip yang lahir dari kesadaran NU atas peran Indonesia sebagai basis peradaban Islam global. “Apapun yang terjadi, NKRI harus terus tegak berdiri. Apapun harganya,” tegasnya.

Acara ini diikuti oleh kader instruktur PD-PKPNU dari lima provinsi: Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Selain Gus Yahya dan Kiai Ubaid, hadir pula Sekretaris PBNU yang juga Menteri Sosial RI, KH. Saifullah Yusuf, serta para pengurus NU tingkat wilayah dan cabang se-Jawa Tengah.