Pelajaran dari Ujian Nabi Ibrahim: Kepemimpinan dan Amanah dalam Islam

Nahnutv.com Yogyakarta – KH. Drs. Habib A. Syakur, M.Ag., dalam kajian kitab yang disiarkan oleh Nahnu TV, membahas makna ujian yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS dalam Surat Al-Baqarah ayat 124. Dalam kajian ini, beliau menyoroti bagaimana perintah Allah bukan sekadar tugas, tetapi juga ujian bagi setiap hamba-Nya.

Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah), lalu Ibrahim menunaikannya dengan sempurna. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.’ (Ibrahim) berkata, ‘Dan (aku mohon juga) dari keturunanku.’ Allah berfirman, ‘(Janji-Ku ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.'” (QS Al-Baqarah: 124)

Ujian dalam Perintah Allah

KH Habib A. Syakur menjelaskan bahwa setiap perintah Allah merupakan ujian bagi manusia, termasuk bagi Nabi Ibrahim AS. Ujian ini tidak hanya berupa cobaan berat, tetapi juga kepatuhan terhadap aturan dan kewajiban yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.

Dalam kajian tersebut, beliau mengutip beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang membahas berbagai perintah Allah, seperti dalam Surat At-Taubah, Al-Ahzab, dan Al-Mu’minun. Perintah-perintah ini mencakup kewajiban beribadah kepada Allah serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (hablum minallah dan hablum minannas).

“Ibadah yang diperintahkan oleh Allah sejatinya bukan untuk kepentingan Allah, melainkan untuk kebaikan manusia itu sendiri,” jelasnya.

Makna Kepemimpinan dalam Islam

Salah satu poin utama dalam kajian ini adalah konsep kepemimpinan (imamah) yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS. Allah mengangkatnya sebagai pemimpin bagi manusia karena ketaatan dan keteguhannya dalam menghadapi ujian.

Namun, ketika Nabi Ibrahim memohon agar keturunannya juga dijadikan imam, Allah menegaskan bahwa kepemimpinan tidak bisa diwariskan begitu saja. Janji Allah tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim, baik dari keturunan Nabi Ibrahim maupun dari kalangan lainnya.

“Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Islam harus diberikan kepada mereka yang benar-benar layak dan adil, bukan hanya berdasarkan keturunan,” ujar KH Habib A. Syakur.

Pelajaran bagi Umat Islam

Kajian ini memberikan beberapa pelajaran penting bagi umat Islam, di antaranya:

  1. Setiap perintah Allah adalah ujian yang harus dijalankan dengan kesungguhan.
  2. Ibadah bukan untuk kepentingan Allah, tetapi untuk kebaikan manusia sendiri.
  3. Kepemimpinan adalah amanah besar yang hanya diberikan kepada mereka yang tidak zalim dan berhak menerimanya.
  4. Tidak semua keturunan orang saleh otomatis menjadi pemimpin atau orang baik, karena kebaikan seseorang dinilai dari amal dan ketakwaannya.

Sebagai penutup, KH Habib A. Syakur mengingatkan bahwa menjalankan perintah Allah harus dilakukan sesuai kemampuan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Apa yang aku perintahkan kepada kalian, lakukanlah semampu kalian. Dan apa yang aku larang, jauhilah.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *