Ikan sangat menyukai air, tapi air malah merebus ikan. Daun begitu menyukai angin, tapi angin malah menggugurkan daun. Manusia sangan menyukai tanah, tapi tanah malah menguburnya. Kamu begitu menyukai seseorang, tapi orang itu menyakitimu.
Coba tingkatkan sedikit kesadaranmu.
Yang merebus ikan bukanlah air, tapi api. Yang menggugurkan daun bukanlah angin, tapi musim gugur. Yang mengubur manusia bukanlah tanah, tapi kematian. Yang menyakiti bukanlah cinta, tapi ego, ekspektasi dan harapan kita.
Sampai sini kita bisa ambil pelajaran bahwa . . . situasi yang sama bisa kita ubah dengan keadaan yang berbeda, dengan cara meningkatkan kesabaran dan mengubah persepsi kita.
Coba telisik lagi kedalam hidupmu, jangan-jangan selama ini kami menderita karena memang kamu memilih untuk menderita. Jangan-jangan selama ini kamu menderita karena kamu masih memiliki luka, sehingga melihat sesuatu dengan kacamata penderitaan.
Baca juga: Masih Pentingkah Filsafat untuk Peradaban?