Dr. Yunus Masruhin : Peran Tauhid dalam Kehidupan Umat Islam di Era Modern

Nahnutv.com Yogyakarta – Semarak Ramadan 1446 H PWNU DIY dengan tema “Ramadan Rahmah Menuju Masyarakat Maslahah” KULTUM setiap hari menjelang berbuka puasa, Kajian Kitab pukul : 17.00 WIB . dan Talkshow Ramadan .

Tauhid, menurut Dr. Yunus, adalah dasar ajaran Islam yang menekankan keyakinan akan Tuhan yang Maha Esa. “Tauhid merupakan isu yang sangat mendasar bagi cara beragama masyarakat Muslim. Sejak kedatangan Islam hingga saat ini, tauhid terus menjadi pedoman utama dalam kehidupan umat Islam,” ujar Dr. Yunus dalam acara tersebut.

Tantangan Kehidupan Muslim Modern

Menurutnya, umat Islam seringkali dihadapkan pada beragam tantangan dalam kehidupan, terutama dalam masyarakat yang terus berkembang. Hal ini membuat posisi umat Islam dalam beberapa kasus menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang lengkap memberikan pedoman bagi umatnya agar dapat menghadapi tantangan tersebut dengan cara yang benar.

Peran Tauhid sebagai Pedoman Hidup

Dalam menghadapi berbagai perubahan sosial dan politik, peran Tauhid sangat signifikan. Tauhid memberikan bimbingan, aturan, dan petunjuk yang memampukan umat Islam untuk bertindak sesuai dengan ajaran agama. Dr. Yunus menjelaskan bahwa penting untuk merujuk pada sumber-sumber tauhid yang tepat dalam menghadapi tantangan dunia modern.

Fenomena Sensitivitas Isu Tauhid

Seiring dengan perkembangan zaman, Dr. Yunus juga menyoroti fenomena di mana beberapa umat Islam merasa sangat sensitif terhadap isu-isu Tauhid dan meresponsnya dengan cara yang ekstrem. Salah satu contohnya adalah ketika munculnya negara-bangsa yang memaksa umat Islam untuk hidup berdampingan dengan non-Muslim. Hal ini sering kali memunculkan ketegangan dalam hubungan sosial dan politik.

Relevansi Mazhab Asy’ari dalam Konteks Negara-Bangsa

Dr. Yunus menekankan pentingnya mazhab Asy’ari dalam menghadapi kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Ahmad al-Tayyib, Grand Syekh Al-Azhar, mazhab Asy’ari merupakan satu-satunya mazhab teologi yang berhasil merumuskan sikap inklusif terhadap perbedaan pendapat, baik di kalangan sesama Muslim maupun dengan non-Muslim. Konsep ini, menurut Dr. Yunus, relevan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di dunia modern.

Inisiatif Persahabatan Manusia dan Penghapusan Ketegangan Agama

Dalam pembahasan lebih lanjut, Dr. Yunus juga merujuk pada inisiatif penting yang digagas oleh Prof. Dr. Ahmad al-Tayyib dan Paus Roma, yang memperkenalkan konsep human fraternity atau persahabatan kemanusiaan. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan-ketegangan teologis yang telah lama menjadi hambatan bagi perdamaian antar umat beragama. Kedua tokoh tersebut bekerja sama untuk menghapus stigma dan ketegangan yang muncul akibat perbedaan agama.

Membangun Relasi Seimbang dalam Tauhid

Pada akhirnya, Dr. Yunus menegaskan bahwa dalam mempraktikkan Tauhid, umat Islam harus mampu membangun keseimbangan antara relasi vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan horizontal (hubungan dengan sesama manusia). Konsep ini dikenal sebagai Maqasidul Akidah, yang mengajarkan bahwa seseorang yang beriman kepada Tuhan juga harus menunjukkan sikap yang dapat diterima oleh sesama manusia. (baba)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *