Nahnutv – 12 Maret 2025 Dalam suasana penuh keberkahan bulan Ramadan 1446 Hijriah, Gus SahokSakhok, M.A., Ph.D., memberikan khutbah berjudul “Jihad, Ijtihad, dan Mujahadah” yang dipublikasikan melalui kanal YouTube Nahnutv. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak umat Muslim untuk memahami lebih dalam tentang makna dan tujuan puasa, serta tiga tahapan penting dalam proses spiritual untuk mencapai ketakwaan kepada Allah.
Jihad: Menahan Diri Secara Fisik
Gus Sahok memulai dengan menjelaskan bahwa Ramadan adalah waktu untuk berlatih menahan diri, terutama dalam hal fisik. Puasa mengajarkan umat untuk menahan rasa lapar dan dahaga, mengurangi konsumsi makanan, dan menahan berbagai kebutuhan fisik lainnya. Beliau mengutip hadits “Sumu tasihu” yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani yang artinya, “Berpuasalah, maka engkau akan menjadi sehat.” Dalam konteks ini, jihad berarti perjuangan fisik yang bertujuan untuk mengasah kedisiplinan tubuh dan kesehatan, meskipun banyak yang justru malah meningkatkan konsumsi makanan saat berbuka.
Ijtihad: Mengasah Pikiran dan Ilmu Pengetahuan
Setelah melalui tahapan jihad, langkah berikutnya adalah Ijtihad, yaitu usaha sungguh-sungguh dalam menggali ilmu dan meningkatkan kualitas pemikiran. Gus Sahokmengungkapkan bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperdalam pengetahuan, baik agama maupun dunia. Menurut beliau, di banyak pesantren terdapat tradisi ngaji pasaran atau ngaji posonan, yang intensitasnya lebih tinggi di bulan Ramadan. Ini bertujuan agar umat Islam dapat menggali ilmu lebih dalam, sekaligus menajamkan pikiran dan akal mereka. Dengan pikiran yang jernih, seseorang dapat lebih mudah untuk memurnikan hatinya.
Mujahadah: Memurnikan Hati dan Jiwa
Tahap terakhir adalah Mujahadah, yang mengarah pada usaha membersihkan hati dan jiwa. Gus Sahokmengungkapkan bahwa untuk mencapai ketakwaan yang sejati, seorang Muslim harus bersungguh-sungguh dalam memurnikan rohani mereka. Hal ini berarti menyingkirkan perasaan negatif, kekhawatiran, atau dosa-dosa batin yang dapat mengotori hati. Puasa bukan hanya soal menahan lapar, tetapi juga membersihkan hati dari segala hal yang bisa menghalangi hubungan kita dengan Allah. Beliau mengutip sebuah hadits Qudsi yang menyatakan bahwa puasa adalah untuk Allah semata, dan hanya Dia yang memberi pahala bagi orang yang berhasil membersihkan hatinya.
Tujuan Akhir: Lailatul Qadar dan Kesucian Jiwa
Mengakhiri ceramahnya, Gus Sahok mengingatkan umat Muslim bahwa dengan melaksanakan ketiga tahapan tersebut—Jihad, Ijtihad, dan Mujahadah—mereka akan mencapai puncak dari puasa, yaitu mendapatkan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dalam malam tersebut, Allah memberikan keberkahan dan ampunan yang luar biasa kepada hamba-Nya. Beliau berharap agar semua umat Islam dapat meraih ketakwaan dengan mengikuti langkah-langkah ini, dan pada akhirnya kembali ke fitrah, suci dalam fisik, pikiran, dan hati.
Dengan penuh harap, Gus Sahok mengajak semua pemirsa untuk terus berusaha keras di bulan Ramadan, dan semoga puasa mereka diterima oleh Allah sebagai amal ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya. “Semoga kita semua mendapatkan predikat takwa yang sejati,” ujarnya di akhir ceramah.
Ceramah ini, yang dipublikasikan di kanal YouTube Nahnutv, mengingatkan kita bahwa Ramadan adalah waktu untuk refleksi diri, berusaha mencapai kebeningan spiritual melalui jihad fisik, ijtihad intelektual, dan mujahadah hati, demi meraih puncak ketakwaan kepada Allah. (baba)