Kajian Ahad Wage, Rais Syuriah PWNU DIY mengingatkan tentang kepatuhan kepada Ulil Amri

Nahnutv.com Yogyakarta, 29/9/2024 – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY bersama Lembaga Dakwah PWNU DIY secara rutin menggelar Kajian Ahad Wage di Kantor PWNU DIY, Jl. MT Haryono No. 40, Yogyakarta. Acara ini berlangsung setiap Ahad Wage dari pukul 08.30 hingga 11.00 WIB, dengan fokus pada pengkajian kitab-kitab klasik NU.

Kegiatan dibuka dengan penampilan grup hadroh Annahdliyah yang merupakan binaan PWNU DIY, dilanjutkan dengan tahlil singkat yang dipimpin oleh Drs. KH. Nurjamil Dimyati, A’wan Syuriah PWNU DIY. Pada pertemuan kedua ini, kajian bertema “Qonun Asasi dan Pidato/Khotbah KH. M. Hasyim Asy’ari” dengan kitab Minal Mu’tamar ilal Mu’tamar.

Pengampu kajian, almukarrom Drs. KH. Mas’ud Masduki, memulai dengan mengutip ayat Al-Qur’an, Surat Az-Zumar Ayat 18 yang menekankan pentingnya mendengarkan dan menganalisis perkataan dengan bijaksana. Ayat ini menggarisbawahi bahwa mereka yang mengikuti yang terbaik adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan memiliki akal yang lurus.

Selanjutnya, Kiai Mas’ud merujuk pada QS. An-Nisa: 59 yang mengatur tentang kepatuhan kepada pemimpin atau Ulil Amri. Ayat tersebut mengajak orang-orang beriman untuk taat kepada Allah, Rasul, dan pemegang kekuasaan di antara mereka, dengan penekanan bahwa jika terjadi perselisihan, mereka harus kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah.

Para ulama memiliki beragam penafsiran terkait Ulil Amri, ada yang menyamakannya dengan umara, ada yang mengartikan sebagai ulama, dan lainnya mengaitkannya dengan sahabat Rasulullah. Imam al-Mawardi menyebutkan empat makna Ulil Amri: pemimpin, ulama, sahabat Rasul, dan khususnya Abu Bakar dan Umar. Secara umum, Ulil Amri mencakup pemimpin dan cendekiawan yang dipercaya oleh umat.

Penting untuk dicatat bahwa perintah taat kepada Ulil Amri tidak setara dengan perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika ada perintah Ulil Amri yang bertentangan dengan ajaran Islam, umat tidak wajib untuk taat, sesuai dengan prinsip “La tha’at li makhluqin fi ma’shiyat al-Khaliq.”

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Rasulullah SAW mengingatkan agar umat muslim tunduk dan patuh dalam hal yang baik, kecuali jika diperintahkan untuk maksiat.

Kegiatan ini menjadi momen penting untuk memperdalam pemahaman keagamaan dan memperkuat solidaritas di antara umat.

Acara ini juga dapat diikuti secara live streaming melalui NahnuTV, bagi pengurus atau warga yang berhalangan hadir. Diharapkan dengan adanya kajian ini, pengurus dan warga NU bisa terus memperkuat pemahaman keagamaan, sekaligus mempererat silaturahmi dan koordinasi antar sesama pengurus.(ruhan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *