Nahnutv.com,-Yogyakarta, 6 Maret 2025 — Dalam sebuah Kultum yang disiarkan di Nahnutv, KH. Drs. Asyhari Abta, M.Pd. menyampaikan pesan-pesan penting mengenai keistimewaan bulan Ramadan. Beliau mengajak umat Islam untuk merayakan bulan suci ini dengan penuh kegembiraan, kesabaran, dan penghayatan yang mendalam.
Ramadan: Bulan yang Penuh Berkah
Menurut KH. Drs. Asyhari, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Beliau mengingatkan bahwa setiap orang yang menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan gembira akan dijauhkan dari api neraka, sebagaimana yang diajarkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan tidak hanya melihat Ramadan sebagai kewajiban, tetapi sebagai sebuah kesempatan berharga untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Lailatul Qadar: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Salah satu keistimewaan utama bulan Ramadan adalah adanya malam Lailatul Qadar, yang memiliki nilai lebih baik dari seribu bulan. Dalam Kultum tersebut, KH. Drs. Asyhari menjelaskan bahwa beribadah di malam Lailatul Qadar sama dengan beribadah selama 83 tahun. Oleh karena itu, setiap kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai kesempatan emas bagi umat Islam untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Puasa, Taraweeh, dan Latihan Sabar
Bulan Ramadan adalah bulan puasa, di mana umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa. KH. Drs. Asyhari juga menyoroti pentingnya shalat taraweeh sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan selama Ramadan. Beliau menjelaskan bahwa jumlah rakaat taraweeh yang dikerjakan umat Islam saat ini adalah 20 rakaat, yang pertama kali diterapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Selain itu, Ramadan juga menjadi waktu bagi umat Islam untuk berlatih sabar. Puasa mengajarkan mereka untuk menahan diri dari godaan duniawi, seperti tidak tergoda untuk makan atau minum meskipun melihat makanan lezat di depan mata. Hal ini memperkuat karakter dan membentuk kepribadian yang sabar, yang merupakan salah satu jalan menuju surga.
Empati dan Kedermawanan Selama Ramadan
Bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan empati, di mana umat Islam diwajibkan untuk lebih peka terhadap keadaan sesama, terutama yang kurang mampu. KH. Drs. Asyhari mendorong umat Islam untuk meningkatkan rasa empati dan kedermawanan, salah satunya dengan berbagi makanan berbuka puasa bersama keluarga, teman, dan mereka yang membutuhkan.
Ramadan: Bulan Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan dari Neraka
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Ramadan terbagi menjadi tiga fase: sepuluh hari pertama adalah masa rahmat, sepuluh hari kedua adalah masa ampunan, dan sepuluh hari terakhir adalah masa pembebasan dari neraka. KH. Drs. Asyhari mengingatkan agar umat Islam memanfaatkan setiap detik bulan Ramadan untuk memperbanyak amal ibadah dan taubat, sehingga bisa meraih rahmat dan ampunan Allah.
Jangan Sampai Ramadan Berakhir Tanpa Berubah
Di akhir kultum, KH. Drs. Asyhari mengingatkan umat Islam untuk tetap menjaga semangat ibadah, terutama di sepuluh hari terakhir Ramadan, yang sering kali terabaikan karena fokus pada persiapan menyambut Hari Raya. Beliau menegaskan bahwa sebaik-baiknya Ramadan adalah Ramadan yang dimanfaatkan hingga akhir, bukan hanya berhenti pada perayaan Lebaran saja.
Melalui kultum ini, KH. Drs. Asyhari mengajak umat Islam untuk menghidupkan Ramadan dengan penuh penghayatan dan semangat, serta menjadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

