Ketua PWNU DIY Dr. H. Ahmad Zuhdi Muhdlor Tekankan Pentingnya Membangun Kader Unggul di Lingkungan Pesantren.

Nahnutv.com Yogyakarta, 8/10/2024 – Dalam Simposium Pesantren 2024 yang berlangsung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Dr. H. Ahmad Zuhdi Muhdlor, SH., M. Hum., menegaskan pentingnya mencetak kader-kader unggul di lingkungan pesantren. Kader-kader tersebut diharapkan mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), guna menghadapi tantangan masa depan.

Dalam sesi diskusi, Dr. Ahmad Zuhdi menyampaikan, “Keinginan kita adalah menghadirkan kader-kader unggul di pesantren yang memiliki pemahaman Islam moderat dan rahmatan lil ‘alamin, serta menjunjung tinggi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar persatuan bangsa. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan Indonesia dan menunjukkan bahwa Islam dan kebangsaan bisa harmonis.”

Ia juga menyoroti pentingnya penguasaan IPTEK bagi santri. Menurutnya, pesantren harus terus mendorong santri untuk menguasai IPTEK agar mampu berkompetisi di era globalisasi. “Perguruan tinggi berperan penting dalam pengembangan keilmuan. Pesantren perlu merespon hal ini, baik dalam hal metodologi maupun konten kajian yang dihasilkan,” tambahnya.

Selain itu, beliau menekankan pentingnya pengembangan keilmuan yang responsif terhadap ilmu-ilmu keislaman yang relevan, seperti hukum pidana Islam (fiqh jinayah) dan politik Islam (siyasah). Pesantren, khususnya Ma’had Ali, harus mampu menjembatani tradisi ilmu klasik (turats) dengan perkembangan keilmuan modern. “Materi-materi yang langsung mengacu pada kitab-kitab klasik harus diperkuat, seperti fikih kekuasaan dan hukum pidana Islam, yang relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

Dr. Ahmad Zuhdi juga menekankan perlunya pesantren lebih responsif terhadap kajian politik Islam yang berkembang di perguruan tinggi, termasuk memahami dinamika politik global dan nasional. Kajian ini penting untuk mengatasi tantangan kekuasaan yang dihadapi umat Islam di era modern, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip keislaman yang damai dan adil.

Simposium Pesantren 2024 dengan tema “Strategi Penguatan Pesantren Sebagai Pilar Masa Depan Indonesia” ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama RI, PBNU, dan UGM. Acara ini dihadiri oleh akademisi, praktisi pesantren, serta perwakilan pemerintah, yang bersama-sama membahas isu-isu strategis dalam pengembangan pesantren.

Pesantren, yang menaungi sekitar 58 persen populasi Muslim Indonesia, memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan nilai-nilai masyarakat. Dengan lebih dari 41 ribu pesantren dan 12 juta santri, pesantren telah lama menjadi bagian penting dari pendidikan dan sosial di Indonesia. “Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren semakin menegaskan peran pesantren dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat,” pungkas Dr. Ahmad Zuhdi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *