Nahnutv.com Yogyakarta, 24/10/2024 – Sebuah insiden kekerasan terjadi di Warung Sate Madura Cak Subah, kawasan Prawirotaman, Yogyakarta, Rabu malam, 23 Oktober 2024, sekitar pukul 21.20 WIB. Dua santri asal Pondok Pesantren Al-Fatimiyah Krapyak, Bantul, menjadi korban pengeroyokan dan penusukan oleh sekelompok orang yang diduga dalam kondisi mabuk setelah mengonsumsi minuman keras.
baca juga: Ormas Islam DIY Serukan Penolakan Terhadap Maraknya Toko Miras
Kedua korban, Syafiq (19) dan Muhammad Aufal Maromi (20), sedang menikmati makan di warung tersebut ketika tiba-tiba sekelompok orang menyerang mereka. Syafiq mengalami luka tusuk di perut sebelah kiri, sementara Aufal menderita luka di tangan dan kaki akibat terkena lemparan kaca.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan saksi di lokasi, Gilang Pangestu (31), sekitar 15 orang dari kelompok yang dikenal sebagai geng “Pok Timur” berkumpul di sebuah kafe di kawasan Prawirotaman sambil mengonsumsi minuman keras. Beberapa di antaranya tiba-tiba menyeberang ke Warung Sate Madura dan langsung menyerang dua santri yang sedang menunggu pesanan mereka.
baca juga: Ormas Islam DIY Audiensi dengan Kapolda Bahas Peredaran Miras
“Saya melihat mereka tiba-tiba menyerang dengan botol dan balok kayu, meneriaki korban dan menuduh mereka sebagai pelaku sesuatu yang tidak jelas,” ujar Gilang.
Saksi lain, Donny (46), menambahkan bahwa kelompok pelaku semakin brutal setelah sebagian anggota geng Pok Timur lainnya bergabung dalam keributan tersebut. “Mereka membawa senjata tajam, dan salah satu korban ditusuk. Orang-orang di sekitar mencoba membantu dengan melempari batu untuk membubarkan para penyerang, tetapi mereka segera melarikan diri ke arah Pojok Beteng Timur menggunakan sepeda motor,” jelasnya.
Kerugian dan Tindakan Kepolisian
Selain korban luka, insiden ini juga menyebabkan kerusakan properti di sekitar lokasi. Toko Dewi Tara, yang berada di belakang warung, mengalami pecah kaca akibat lemparan batu selama keributan berlangsung. Korban yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pratama untuk mendapatkan perawatan intensif.
Polisi telah melakukan olah TKP dan saat ini sedang memburu para pelaku. Insiden ini diduga terkait dengan perseteruan antara geng Pok Timur dan Pok Joxin, yang beberapa kali terlibat bentrokan sebelumnya.
Pernyataan Sikap Gerakan Pemuda Ansor DIY
Merespons kejadian ini, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta (GP Ansor DIY) mengeluarkan pernyataan sikap resmi. Dalam pernyataan tersebut, GP Ansor DIY mendesak agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku dalam waktu 1×24 jam.
“Kami mempercayakan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku pengeroyokan ini sesuai hukum yang berlaku. Jika dalam 1×24 jam tidak ada tindakan, maka GP Ansor dan Banser DIY akan mengambil sikap tegas,” ujar Abdul Muiz, Ketua PW GP Ansor DIY.
GP Ansor juga menginstruksikan kepada seluruh kader di DIY untuk tetap tenang dan menjaga situasi kondusif, meskipun mereka siap siaga jika instruksi lebih lanjut diperlukan.
Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Dengan situasi yang memanas akibat konflik antar geng, masyarakat di sekitar wilayah Mantrijeron diimbau untuk tetap waspada dan menghindari lokasi-lokasi rawan bentrokan. Konsumsi minuman keras yang sering menjadi pemicu kekerasan, seperti dalam kasus ini, menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. (baba)