Muhammad Mustafid Tekankan Penguatan Pilar NU dalam Pendidikan dan Digitalisasi

Nahnutv.com Yogyakarta – Wakil Sekretaris PWNU DIY, Muhammad Mustafid, S. Fil, menegaskan pentingnya penguatan empat pilar utama yang mendukung Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjalankan misi organisasi, dakwah, dan pendidikan. Hal ini disampaikan pada peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) yang ke-102, di mana Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kulon Progo menggelar acara Sarasehan dan Mujahadah dengan tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat.” Acara ini berlangsung di Aula Kantor PCNU Kulon Progo pada 1 Februari 2025.

Dalam sambutannya, Mustafid menggarisbawahi empat pilar yang telah menjadi dasar kesuksesan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Nusantara, yaitu pengetahuan, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Ia menekankan bahwa NU saat ini harus lebih memperkuat pilar kebudayaan, terutama dalam konteks pendidikan dan dakwah.

“Sebuah organisasi yang kuat pasti memiliki pengurus dan penggerak yang berilmu. Pesan yang disampaikan harus diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga pendidikan pesantren menjadi pusat keilmuan yang harus terus diperkuat,” ujarnya.

Selain itu, Mustafid juga menyoroti pentingnya pengelolaan ekonomi yang berkelanjutan. Ia mencontohkan bagaimana Wali Songo tidak hanya membangun pusat pendidikan, tetapi juga mengembangkan sektor perdagangan untuk memperkuat dakwah Islam di Nusantara.

Dalam ranah politik, ia menegaskan bahwa NU harus terus memperkuat peran dalam menentukan kebijakan publik yang mendukung kesejahteraan umat. “Tanpa dukungan politik yang memadai, perjuangan sebuah organisasi akan berjalan terbatas,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan organisasi. Menurutnya, transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan dalam meningkatkan efektivitas manajemen organisasi. Ia mendorong pemanfaatan sistem manajemen pembelajaran (LMS) dan media sosial untuk memperluas jangkauan dakwah.

“Kita harus memastikan bahwa kepengurusan organisasi berbasis pada meritokrasi, sehingga tanggung jawab diberikan kepada orang yang kompeten di bidangnya,” katanya.

Di bidang ekonomi, Mustafid menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi yang lebih kuat, termasuk pengelolaan aset dan investasi secara profesional. Ia juga mendorong pendirian koperasi atau badan usaha yang dapat memberdayakan ekonomi umat.

“Keterlibatan NU dalam kebijakan publik harus lebih dari sekadar akses ke dana atau proyek, tetapi juga memastikan bahwa kebijakan tersebut berpihak pada kesejahteraan umat dan selaras dengan nilai-nilai ideologi kita,” pungkasnya.

Dengan berbagai langkah ini, Mustafid berharap NU dapat terus berkembang menjadi organisasi yang lebih relevan, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, dan tetap menjadi simbol perjuangan umat Islam di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *