Sejumlah kiai Thoriqoh dan pimpinan Jamiyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nahdliyah (Jatman) dari berbagai daerah menemui Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), pada Senin, 2 September 2024. Pertemuan ini dipimpin oleh KH Chalwani Nawawi, anggota Majelis Ifta (ulama senior) Wal Irsyad Jatman, dan dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU, KH Amin Said Husni.
Ada dua hal utama yang disampaikan oleh para kiai Thoriqoh dalam pertemuan tersebut:
- Status Kepengurusan Idarah: Mereka menanyakan status kepengurusan Idarah yang seharusnya berakhir pada September 2023, namun hingga kini belum juga bermuktamar.
- Perubahan Sejarah Jatman: Para kiai juga menyampaikan kegusaran mereka terkait perubahan sejarah Jatman sejak dipimpin oleh Habib Lutfi bin Yahya. Mereka ingin meluruskan sejarah bahwa Jatman didirikan pada tahun 1957 oleh empat kiai, yaitu KH Muslih Mranggen, KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung, dan KH Masruhan Iksan Mranggen, bukan oleh KH Siroj Payaman, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.
KH Amin Said Husni menjelaskan bahwa Idarah Aliyah Jatman sempat mengirim surat permohonan perpanjangan kepengurusan pada Juli 2024, meskipun kepengurusan tersebut sudah habis sejak September 2023. Hal ini menimbulkan masalah legal formal terkait kepengurusan Idarah Aliyah Jatman.
PBNU meminta para kiai Thoriqoh untuk berkomunikasi dengan pimpinan Jatman dan berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat. Selain itu, para kiai senior anggota Thoriqoh juga telah mengadakan pertemuan di pesantren Daru Ulil Albab, Nganjuk, dan menyerukan agar segera diangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru serta mengembalikan Jatman sesuai khitah sebagai Badan Otonom PBNU.