Gus Yahya, NU bukan perusahaan atau PT yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya

Nahnutv.com Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menegaskan pentingnya makna baiat yang diucapkan oleh kader dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU). Dalam arahannya pada acara Pelantikan dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PWNU Maluku, Gus Yahya menekankan bahwa baiat ini bukan sekadar janji formal, melainkan sebuah janji iman yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, serta menuntut kesetiaan dan kepatuhan penuh kepada ulama Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), khususnya Rais ‘Aam PBNU.

“Baiat yang sudah diucapkan menuntut kepatuhan terhadap ulama Aswaja, yang dalam hal ini adalah Rais ‘Aam PBNU. Oleh karena itu, kader dan pengurus NU tidak dibenarkan menentang keputusan atau arah perjuangan yang ditetapkan oleh Rais ‘Aam,” tegas Gus Yahya dalam acara yang berlangsung di Hotel Natsepa, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis (3/10).

Pelantikan tersebut mengusung tema “Membangun Komitmen Keislaman dan Kebangsaan di Maluku untuk Indonesia Maju” dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting PBNU seperti Katib ‘Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfi Mustofa, KH Amin Said Husni, Ketua PBNU KH Agus Zainal Arifin, serta Sekretaris Jenderal PBNU H. Syaifullah Yusuf.

Dalam pesannya, Gus Yahya juga menekankan bahwa NU adalah jam’iyyah para ulama dan bukan wadah untuk mencari keuntungan pribadi. Ia menegaskan bahwa semua aktivitas di dalam organisasi harus mencerminkan pengabdian kepada ulama, bukan demi kepentingan pribadi atau kekuasaan.

“NU adalah jam’iyyah ulama, bukan jam’iyyah menteri, bukan jam’iyyah bupati. Nama Nahdlatul Ulama menunjukkan bahwa segala yang dilakukan harus mencerminkan khidmah ulama,” ungkap Gus Yahya.

Ia juga menyoroti peran NU dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurutnya, pembangunan sekolah-sekolah, fasilitas kesehatan, dan kegiatan ekonomi yang dilakukan NU merupakan wujud khidmah ulama untuk kesejahteraan masyarakat.

“Ketika NU membangun sekolah, itu adalah khidmah untuk mendidik umat. Ketika NU membangun fasilitas kesehatan, itu adalah khidmah untuk memenuhi hajat hidup masyarakat,” jelasnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan NU, lanjutnya, bukan bertujuan untuk mengumpulkan kekayaan, tetapi untuk memperkuat kemampuan organisasi dalam berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat.

“NU bukan perusahaan atau PT yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Kalau pemerintah memberikan konsesi tambang kepada NU, tujuannya bukan agar NU kaya raya, tetapi agar NU mampu lebih berkontribusi bagi masyarakat,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Gus Yahya mengapresiasi semangat para pengurus PWNU Maluku yang baru dilantik, seraya mengingatkan mereka untuk terus menjaga komitmen terhadap khidmah ulama yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama. Prosesi pengambilan baiat dipimpin oleh Katib ‘Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori setelah pembacaan Surat Keputusan (SK) oleh Sekretaris Jenderal PBNU H. Syaifullah Yusuf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *