Nahnutv.com, Yogyakarta – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) hari ini (9/11) bertajuk “Media Keislaman, Otoritas Keagamaan, dan Tantangan Kebangsaan” di Goebog Resto, Bantul. Acara ini bertujuan untuk menjawab tantangan dan peluang media keislaman di era digital, terutama dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan media sosial yang mempengaruhi pemahaman serta penyebaran ilmu keagamaan.
Semiloka ini dihadiri oleh berbagai media Islam di Yogyakarta, termasuk Suara Muhammadiyah, Nahnu TV, dan Annur Media, dengan total peserta yang mencapai 36 orang. Beberapa tokoh hadir sebagai narasumber, antara lain Arhdi Wahdan, Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI DIY, serta Muhammadun, M.Si., praktisi media dan pengajar STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.
Materi Diskusi dan Pokok Pikiran
Diskusi dalam semiloka ini mencakup dua topik utama:
- Peta media keislaman di Yogyakarta beserta tantangannya di era digital.
- Otoritas keagamaan di tengah gempuran AI dan tanggung jawab ulama dalam menjawab tantangan kebangsaan.
Komisi Informasi dan Komunikasi MUI DIY menyoroti pentingnya media keislaman yang berbasis otoritas keagamaan sebagai rujukan umat Islam dalam mengakses ilmu agama. Peran media ini dianggap sangat penting dalam menyediakan konten yang mencerdaskan serta mampu merespon isu-isu kebangsaan dan perkembangan teknologi.
Tujuan dan Target
Melalui semiloka ini, MUI DIY menargetkan untuk:
- Memahami tantangan dan peluang media keislaman di era AI.
- Memetakan perkembangan media sosial di Indonesia dan implikasinya terhadap keislaman.
- Mendorong kolaborasi antar media keislaman dalam menghadapi tantangan bangsa.
- Menyusun strategi masa depan media keislaman agar terus relevan dan mencerdaskan masyarakat.
Acara ini diharapkan menjadi momentum kolaboratif bagi media keislaman untuk memperkuat kontribusinya dalam membangun harmoni sosial dan memperkuat semangat kebangsaan.