Rais Syuriah dan Ketua PWNU DIY Hadiri Pembukaan Institute for Humanitarian Islam di Universitas Indonesia

Nahnutv.com Depok, 5/11/2024 — Rais Syuriah PWNU DIY, Drs. KH Mas’ud Masduki, dan Ketua PWNU DIY, Dr. H. Ahmad Zuhdi Muhdlor, S.H., M.Hum., menghadiri pembukaan Institute for Humanitarian Islam yang diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Universitas Indonesia, Depok. Perjalanan keduanya dari Yogyakarta pada 4 November memperlihatkan komitmen PWNU DIY dalam mendukung konsep Humanitarian Islam sebagai solusi Islam damai dan relevan dalam kancah internasional.

baca juga: Pemukulan Gong Oleh MENAG RI Tandai Dibukanya Konferensi Internasional Humanitarian Islam

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Najib, menyoroti bahwa Humanitarian Islam yang dikembangkan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sangat penting dalam merespons berbagai krisis global. Menurutnya, Humanitarian Islam menjadi solusi strategis untuk isu geopolitik yang terus berubah, konflik agama, dan perdamaian global. “Gagasan Humanitarian Islam hadir pada momen tepat ketika dunia mengalami pergeseran kekuatan global, seperti mediasi China dalam perdamaian Saudi-Iran yang sebelumnya dilakukan Amerika Serikat,” ujar Najib, alumnus Universiteit van Amsterdam.

Keunggulan Humanitarian Islam dalam Kancah Global

Nama Humanitarian Islam dipandang memiliki daya tarik kuat dalam merepresentasikan Islam yang fokus pada nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian di tingkat internasional. Berbeda dengan Islam Nusantara, yang dikenal secara lokal, Humanitarian Islam lebih fleksibel dan bisa diterima secara global, dari negara-negara di Timur Tengah hingga Eropa. “Humanitarian Islam dapat hidup dan diterapkan di negara mana pun, dari Arab Saudi hingga Eropa,” tambah Najib. Ia juga menekankan bahwa konsep ini bisa menginspirasi agama-agama lain untuk mengadopsi nilai kemanusiaan dalam ajaran mereka, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis.

Dalam konteks dunia multipolar saat ini, Humanitarian Islam memperkuat posisi Indonesia melalui Nahdlatul Ulama sebagai salah satu aktor Muslim yang mempromosikan Islam moderat dan damai. “Indonesia, melalui Nahdlatul Ulama, menjadi pemimpin dalam mengadvokasi Islam yang inklusif dan ramah di panggung global,” kata Najib, yang percaya bahwa posisi ini semakin relevan dalam iklim politik yang sedang beralih dari kekuatan tunggal ke multipolarisme.

baca juga:Sholawat Emprak Meriahkan Konferensi Internasional Humanitarian Islam di UI

Peran NU dalam Perdamaian Global melalui Humanitarian Islam

Humanitarian Islam diharapkan menjadi solusi berbasis kemanusiaan yang fokus pada perdamaian, dialog lintas budaya, dan stabilitas global. Najib menegaskan bahwa NU memainkan peran strategis dalam mendorong dialog antarbangsa dan menjembatani peran Islam dalam menyikapi dinamika internasional yang penuh tantangan. “Langkah NU dalam mempromosikan Humanitarian Islam tidak hanya relevan di Indonesia tetapi juga menjadi contoh dalam menjawab tantangan global,” tegas Najib, seraya menekankan bahwa gagasan ini bisa menjadikan NU sebagai kekuatan besar dalam perdamaian dunia.

Dengan peningkatan visibilitas NU di kancah global melalui Humanitarian Islam, Indonesia diharapkan mampu memainkan peran signifikan dalam merajut kerja sama internasional yang harmonis dan saling menguntungkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *