5 Fakta Santri Ponpes Krapyak Ditusuk di Prawirotaman Jogja

Nhnutv.com, Jogja – Insiden penganiayaan disertai penusukan terjadi di kawasan Prawirotaman, Brontokusuman, Kota Jogja. Korbannya menimpa dua orang yang disebut santri di Bantul.

Kejadian itu viral di media sosial usai diunggah akun Instagram @merapi_uncover, Rabu (23/10) malam. Video memperlihatkan keramaian di sepanjang jalan, termasuk ada polisi yang berada di lokasi.

21:41 min di Prawirotaman Jogja ada apa ya? Barusan lewat banyak pak polisi, tidak sempat turun tanya, karena kalo kami berhenti menganggu jalan lainnya terima kasih min,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut dilihat Nahnutv.com, Kamis (24/10/2024).

Awal Penganiayaan

Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Sujarwo menerangkan kronologi pada pukul 21.25 WIB, ada rombongan remaja berjumlah sekitar 25 orang tengah nongkrong dan minum minuman keras di sebuah kafe Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan.

“Lokasi di sebelah timur Jalan Parangtritis Kota Jogja,” papar Sujarwo.

“Kemudian dari rombongan tersebut ada yang melempar gelas ke jalan dan ada beberapa orang dari rombongan tersebut yang menyeberang ke arah barat tempat orang jualan sate dan terjadilah penusukan dengan senjata tajam terhadap salah seorang pembeli sate,” imbuhnya.

Satu dari dua korban penganiayaan di sekitar Pasar Prawirotaman, Kota Jogja saat memberikan keterangan, Kamis (24/10/2024).

Setelah melakukan penusukan kepada salah seorang pembeli sate, menurut Sujarwo, rombongan tersebut meninggalkan lokasi bersama-sama ke arah Pojok Beteng Timur. Sedangkan untuk korban penusukan dibawa ke RS Pratama Jogja.

Sujarwo mengatakan korban diidentifikasi masing-masing SF (19) laki-laki warga Rembang Jawa Tengah, dan MA (23) warga Pati Jawa Tengah.

“(SF mengalami) Luka robek perut bagian kiri,dijahit 3, sekaligus luka memar pada bagian kepala tangan dan kaki akibat pukulan balok dan kursi. (MA) Luka pada bagian kepala tangan kaki akibat pukulan benda keras,” jelasnya.

Korban Santri Asal Krapyak

Gerakan Pemuda (GP) Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan, korban adalah santri salah satu pondok pesantren di Krapyak, Sewon, Bantul.

“Iya betul (dua korban itu) santri Krapyak,” kata Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz saat dihubungi wartawan, Kamis (24/10/2024).

Abdul mengatakan mereka sebagai pembimbing di salah satu pondok pesantren di Krapyak, Sewon, Bantul.

“Dua orang santri menjadi korban salah sasaran, dan diduga pelaku dalam keadaan mabuk miras (minuman keras),” ujar Abdul.

GP Ansor Minta Pelaku Ditindak dalam 1×24 Jam

Abdul Muiz melanjutkan, pihaknya mendesak supaya polisi segera mengusut kasus penganiayaan disertai penusukan tersebut. Mereka juga meminta pihak berwenang menangkap pelakunya.

“Mendorong dan mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian agar dalam 1×24 jam bisa menangkap pelaku,” ucapnya.

Apabila dalam kurun waktu tersebut pelaku penganiayaan dan penusukan tidak tertangkap, maka pihaknya akan mengambil sikap tegas.

“Pihak berwajib harus segera menindak pelaku pengeroyokan dan penusukan terhadap pembimbing santri secara adil sesuai dengan aturan hukum. Jika tidak maka GP Ansor dan Banser DIY akan mengambil sikap tegas,” katanya.

Korban dan Temannya Diserang Saat Makan Sate

Salah satu korban, Aufal Marom (23) menceritakan saat kejadian ia dan temannya, Shafiq (20) tengah menyantap sate ayam di utara Pasar Prawirotaman, Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Di tengah bersantai usai makan, mereka tiba-tiba diserang segerombolan orang.

“Setelah makan tidak langsung pulang, santai-santai dululah dan tiba-tiba ada segerombolan orang menyerang,” katanya kepada wartawan, Kamis (24/10/2024) petang.

Aufal dan temannya tetap di tempat karena merasa tidak berbuat kesalahan. Mereka juga mengaku tidak tahu soal gerombolan tersebut.

“Karena tidak tahu apa-apa, kita tidak langsung lari dan kita cuma bisa bilang ‘Saya tidak tahu apa-apa’, ‘Saya tidak tahu apa-apa’ tapi tetap saja diserang,” ujarnya.

Aufal mengungkapkan bagaimana ia dan temannya diserang secara membabi buta. Mereka dipukul hingga dilempari benda-benda.

“Mereka langsung mengambil kursi lalu dihantamkan, ambil helm, kayu, apa yang ada di sana dihantamkan kami,” katanya.

“Saat dihantam saya jatuh, berdiri dihantam lagi, ditendang, dipukul. Saya dipukul kepala sama badan, tapi yang diincar itu kepala dan tidak melawan karena tidak salah, saya hanya cari kebenaran,” lanjut Aufal.

Aufal melanjutkan mereka berdua berusaha lari. Saat itu, ada warga yang berusaha menolong mereka untuk menyelamatkan diri.

Tidak Kenal Siapa yang Menyerang

“Setelah itu saya tidak tahu lari ke mana, lalu ada warga yang menarik dan bilang ‘lari mas bisanya’. Terus langsung lari sebisaku dan minta bantuan warga. Nah pas aku lari pikiranku di teman,” ucapnya.

Akhirnya, Aufal lari ke arah ponpes. Sesampainya di ponpes ia meminta tolong temannya untuk mencari informasi terkait keberadaan Shafiq.

“Aku lari ke ponpes, nyari teman, temanku saya suruh cari info dan ternyata temanku sudah di rumah sakit karena kena tusuk di bagian perut sebelah kiri. Terus aku diminta ke rumah sakit juga karena kondisinya luka,” katanya.

Aufal menuturkan dirinya tidak tahu siapa yang menyerangnya. Selain itu, jumlah kelompok penyerang lebih dari 5 orang.

“Banyak, yang jelas lebih dari lima orang. Tidak ada yang saya kenali dan tidak pernah lihat juga tetapi kok tiba-tiba menyerang lalu memukul,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *